MEMBUKUKAN HASIL KARYA ILMIAH : Ibu Nora

Selasa 8 Desember 2020 :

itu berupa PTK, penelitian eksperimen, komparasi, best practice dan lainnya karya2 tersebut biasanya digunakan sebagai syarat untuk kenaikan pangkat. Namun, ketika karya tersebut sudah dimasukkan ke tim PAK, biasanya hanya sekedar menjadi tumpukan karya pribadi saja. Betul nggih bapak ibu?😊

Padahal,jika dapat dijadikan buku, alangkah bermanfaat nya karya tersebut.tidak hanya kita yang dapat menikmati, namun masyarakat awam dapat menikmati karya kita. Sebenarnya banyak manfaat yang dapat diambil dari membukukan karya ilmiah kita :

A.      Lebih terdokumentasi dengan rapi

B.      Menambah nilai PAK

C.       Bermanfaat untuk orang lain

D.      Nama kita terpampang di perpustakaan nasional

E.      Material

Apalagi jika buku ini laris manis alias banyak yang beli, tentunya pundi2 materi akan mengalir ke kita

Ini adalah buku terbaru saya hasil pengubahan tesis menjadi buku

 tips membukukan karya ilmiah?

1.       Dalam mengubah PTK  menjadi buku, penting sekali memperbanyak isi materi variabel bebasnya. Kita dapat menentukan perluasan materi tersebut berdasarkan kata kunci judul buku kita. Dengan kata lain, PTK yang diubah menjadi buku berarti lebih memperluas isi bacaannya  berdasarkan sumber yang relevan. Misalkan  judul implementasi Media  stereofoam  pembelajaran  Organisasi kehidupan untuk meningkatkan kreativitas, maka yang harus dikembangkan adalah  tentang Media (Pengertian, manfaat, jenis),  Pembelajaran (materi tentang  belajar mengajar),  Kreativitas (diberi pengertian dan lainnya). Hal ini berlaku pula untuk karya ilmiah lainnya

 Biasanya untuk menulis buku, patokan kita selalu

A.      menggunakan 2W+ 1H. Yaitu what, why dan how .Untuk bab awal buku, alangkah baiknya jika menjawab apa dan mengapa. Pada format karya ilmiah biasanya  BAB 1 adalah pendahuluan yang berisi Latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batas masalah BAB 2 berisi tinjauan pustaka: Jika diubah dalam bentuk BUKU menjadi BAB 1 latar belakang dan manfaat, BAB 2 menjelaskan mengenai variabel bebas, misalkan pengertian media, macam media, manfaat media, pembelajaran yang aktif kreatif dsb. BAB 2 di buku disesuaikan dengan tinjauan pustaka pada karya ilmiah

B.       untuk menjawab HOW, dapat diambil dari BAB 3 karya ilmiah yang biasanya berisi metode penelitian. Namun, jangan disertakan statistikanya. Cukup dimasukkan desain atau tahapan penelitian saja. Selain itu dapat dijawab pula dengan hasil penelitian yang dijabarkan menjadi sebuah narasi yang lain dibandingkan karya ilmiah serta hasil penerapan nya ketika diimplementasikan dalam sebuah pembelajaran

HOW juga menjawab keterbatasan atau kelemahan dan kelebihan implementasi yang dapat didapatkan dari BAB V karya ilmiah yang biasanya berisi simpulan dan saran

2.       Hilangkan penyematan kata-kata PTK/tesis/laporan penelitian yang ada di bagian pendahuluan karya ilmiah.

3.        Boleh memasukkan data berupa grafik ke dalam karya ilmiah versi buku. Ini merupakan bukti bahwa karya tersebut tersebut benar-benar telah dilaksanakan. Hanya saja cara penyajiannya dibedakan dengan  versi laporan. Data ini dapat dijelaskan ke dalam bagian aplikasi atau pelaksanaan di kelas.

4.        Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas  terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide  dan kreativitas masing-masing  sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis  maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpik…

Ini adalah daftar isi dari tesis versi Buku  beliau  Dan ini adalah perbedaan antara karya ilmiah versi TESIS dan versi BUKU beliau

Panduan khusus bagaimana cara ubah Skripsi atau Tesis menjadi Buku. Hanya menggunakan panduan untuk membuat buku yaitu 5W+1H atau yang lebih sering digunakan adalah 2W+ 1H yaitu what, why dan how seperti paparan saya diatas.Namun saya juga banyak membaca karya ilmiah versi buku,,dan belajar pula dari karya tersebut. Alhasil jadilah Tesis versi

Sebenarnya dari 1 karya ilmiah dapat lahir beberapa karya, yaitu artikel populer yang dapat kita kirimkan ke media cetak, artikel ilmiah yang dapat diterbitkan di jurnal ber ISSN, buku ber ISBN, dan dapat pula karya itu dijadikan best practice.Jadi dari 1 karya ilmiah, dapat menghasilkan banyak publikasi ilmiah lainnya.

Untuk sumber pustaka, sumber pustaka dari karya ilmiah minimal adalah jurnal ber ISSN baik nasional atau internasional, buku ber ISBN baik buku nasional atau internasional, jikalau pun menggunakan website, gunakan website resmi dan jangan menggunakan blog pribadi. Semakin banyak pustaka di karya ilmiah kita, maka semakin dianggap kredibel karya kita

Sebagai contoh ;

Untuk judul TESIS saya adalah PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS RISET SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA MATERI REAKSI REDOKS

ketika menjadi BUKU menjadi  KIAT PRAKTIS MENULIS MODUL BERBASIS RISET.

Karena pada penelitian ini fokus saya adalah bagaimana membuat modul berbasis riset sehingga di buku saya judulnya juga saya fokuskan pada cara penulisan modul Berbasis riset

Ketika karya saya versi tesis jumlah halaman 150 an lebih format A4,,namun ketika menjadi buku hanya menjadi 127 halaman format A5

Ketika menulis buku, yang pertama kita perlu lakukan adalah membuat outline. Atau TOC atau daftar isi karena dari outline tersebut sebagai patokan kita untuk mulai menulis atau menyusun karya ilmiah menjadi buku. Outline sesuai dengan patokan penulisan buku yaitu 2W+ 1H

Namun tetap menyertakan hasil penerapan agar pembaca tahu bahwa karya ini sudah diterapkan pada suatu proses pembelajaran

Agar karya ilmiah kita memiliki manfaat yang lebih, maka dapat diubah ke dalam bentuk buku. Fungsinya agar dapat dibaca oleh para pengajar lainnya. Ini lebih baik daripada berbagi file laporan karya ilmiah kita. Jika karya ilmiah kita dibukukan, selain memberikan manfaat dalam berbagi ilmu, buku  karya kita juga akan memiliki ISBN. Ini sangat penting  dan mungkin dibutuhkan bagi pengajar untuk menambah nilai angka kredit. Selian itu, karya kita juga tidak akan lekang oleh waktu tentang kebermanfaatannya.

Pengalaman menulis

Beliau  ceritakan awal suka menulis, dan bagaimana cara memulai tulisan hingga enak dan renyah dibaca..Sebenarnya banyak sukanya karena ketika saya menulis,, ndilalahnya banyak royalti berdatangan Kalau dukanya,,ketika tulisan sedang deadline, dan mandeg ide,,haduh,,pusing jadinya. Tapi biasanya saya buat istirahat dulu,,refresh otak,,jalan2 nonton film, baru deh ide keluar lagi 🤭🤭🤭

Sebenarnya menulis bagus karena sering dan juga banyak baca agar diksi kita juga tambah banyak

Menyimak penuturan Ibu Nora, sangat menyenangkan sekali. Bisa diistilahkan sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.. heheheh

Mungkin masalah manajemen waktu karena waktu penyusunan buku tersebut berbarengan dengan buku antologi dengan siswa dan semua di edit secara mandiri tanpa dibantu editor. Karena kebetulan penerbit yang di tuju, editing naskah Diserahkan langsung ke penulis

Untuk teknis penyusunan, lebih ke dilema antara diletakkan dimana data hasil.penelitian, dan baiknya berupa apa agar ketika dibaca itu renyah

Solusi untuk masalah waktu, sebenarnya skala prioritas saja karena target saya sebelum akhir November tesis versi buku harus sudah selesai. Sementara hambatan berikutnya, saya masukkan diagram batang ke dalam tesis versi buku di bagian BAB hasil penerapan

Untuk publikasi maksud saya adalah karya ilmiah tersebut sudah didiseminasikan. Jadi sudah ada berita acara yang di tandatangani panitia, dokumentasi kegiatan dll. Biasanya untuk syarat diseminasi adalah

Sebenarnya sebagi guru kita sudah punya modal tulisan Karena mungkin tiap bulan atau tiap semester atau tiap tahun, kita pasti membuat karya ilmiah. Hanya saja biasanya proses nya terhenti hingga pembuatan laporan karya ilmiahnya saja. Tidak dilanjutkan ke proses penerbitan karya lainnya

Sebenarnya semua Penerbit menerima berbagai jenis buku. Baik penerbit indie maupun mayor. Hanya saja ketika kita memasukkan naskah ke penerbit mayor, biasanya penerbit tersebut akan mereview naskah kita dulu, apakah satu visi dengan penerbit, menguntungkan bagi penerbit ketika diterbitkan atau tidak dan beberapa pertimbangan lainnya. Namun jika penerbit indie, sepertinya tidak ada proses seleksi. Yang terpenting sesuai kan dengan gaya selingkung penerbit tersebut

buku beliau  diterbitkan secara GRATIS tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun melalui YPTD bapak.itu merupakan penerbit asuhan. Dari bapak Thamrin Dahlan. Mengeluarkan biaya ketika cetak ulang saja.tiap percetakan berbeda biaya. Biasanya dilihat dari banyaknya jumlah halaman di buku kita

Untuk best practice sebenarnya masing2 MGMP diberikan format nya ibu. Untuk di kami,,hampir sama dengan karya ilmiah umumnya, yaitu pendahuluan, kajian pustaka, metode pelaksanaan, hasil dan pembahasan, simpulan saran

Comments

Popular posts from this blog