Resume ke 16 : Memulai Tulisan Sejak Merasa Suka Menulis
Dita Widya Utami : Profil Muda Sopan , Sederhana dan pintar
Masih muda , sopan
dan pandai itulah awal dari kenal bu Dita , bagaimana tidak ? Sebelum beliau memulai berbagi pengalamannya mengawali
dengan sikap ta’zim terhadap sang guru Omjay
yang sedang sakit mengajak peserta belajar menulis mendoakan dengan membaca Al fatihah untuk
kesembuhannya . Belaupun rendah jati
dengan mengatakan , beliau yakin di grup
ini banyak sekali yang telah menorehkan prestasi baik di bidang kepenulisan
maupun profesional. , Belau merasa hanya
sebutir pasir yang banyak dijumpa. Masih harus banyak belajar dan belajar
banyak.
Berbagi : Cara Ampuh Untuk Belajar
Menyryt bu dita berbagi adalah salah satu cara ampuh untuk
belajar dan beliau berbagi melalui :
·
blog
·
instagram : https://www.instagram.com/dittawidyautami/
·
YouTube ditta widya utami :
http://www.youtube.com/dittawidyautami
Materi berbagi : menulis dan
menerbitkan buku.
Dalam hal ini 2 hal yang
beliau bagi/ sharing yaitu terkait menulis dan menerbitkan buku.
Menulis : Bagaimana caranya ?
Semua mungkin sepakat bahwa menulis tak bisa lepas dari
keseharian kita. Setiap hari, mungkin kita terbiasa menulis balasan chat di
media sosial. Menulis jurnal harian mengajar. Menulis feedback untuk tugas
siswa. dsb.Tapi, ketika harus menulis buku. Menulis di blog. Rasanya seperti
berlari sprin yang tiba-tiba menghantam tembok. Atau bertinju yang tiba-tiba
KO. Atau bermain catur yang langsung skakmat.Entah apa yang terjadi, seolah
semua ide lenyap begitu saja. Tangan tiba-tiba tak bisa menulis. Bahkan lidah
pun terasa kelu.
Tips Mengatasi Kendala
Menulis
1.
Ikut kelas menulis :
Manfaat bergabung dengan Kelas Menulis
Om Jay :
Mendapat ilmu, motivasi, tips dan
trik menulis, terkadang kita pun mendapat kejutan tak terduga. :
diantaranya : hadirnya buku :
·
Tarifnya Berapa Pak ? https://terbitkanbukugratis.id/thamrin-dahlan/11/2020/tarifnya-berapa-pak/
·
https://dittawidyautami.blogspot.com/2020/04/hadiah-kejutan-dari-pgri.html?m=1
Tulisan ini mengabadikan ingatan
·
Mendapat hadiah kejutan
berupa buku dari PGRI karena salah satu resume yang telah dibuat. https://dittawidyautami.blogspot.com/2020/04/kisahku-dan-kurma-muda.html?m=1
Sedangkan tulisan ini adalah tulisan yang mengantarkan saya mendapat sepaket
kurma ruthob dari KSGN dan PGRI.
2.
Ikut komunitas
menulis
ikut komunitas menulis juga dirasa perlu. Karena dalam komunitas itulah
kita bisa berbagi tulisan dan membaca tulisan orang lain sehingga kemampuan
menulis kita pun akan semakin terasah. Saat ini sudah banyak sekali komunitas
menulis yang bisa diikuti. Terlepas apakah komunitas tersebut dibuat khusus
untuk guru ataupun umum.
3.
Ikut lomba menulis
ikut lomba. Ini cocok bagi siapa pun yang menyukai tantangan. Dengan
mengikuti lomba, kita bisa belajar membuat tulisan dengan berbagai tema dalam
waktu yang tentunya sudah terjadwal. Saya juga pernah sekali dua kali mencoba,
alhamdulillah belum menjadi juara. Hehe, tapi justru dari situ kita akan sadar
dimana letak kekurangan kita. Sehingga dikemudian hari, kita bisa belajar untuk
menjadi lebih baik.
4.
Menulis apa saja
yang ada di sekitar/dalam keseharian kita
jika masih merasa sulit menulis adalah tulis saja apa yang
ada di sekitar kita atau yang kita alami hari ini. Dulu saat menjadi binaan
Omjay di Kelas Menulis Gelombang 7, Omjay rutin mengirim foto setiap hari untuk
diubah menjadi tulisan. Ada foto ketoprak, gorengan, kucing, rempeyek, wah
macem-macem! Pokoknya dari foto itu harus jadi tulisan minimal 3 paragraf. Seru
dan sekaligus membuktikan bahwa memang benar apa saja yang ada di sekitar kita
bisa kita ubah menjadi tulisan loh! Jika belum mempan, mari buat tulisan
tentang keseharian kita. Seperti diari. Itu pun tak apa. Yang penting nulis
agar kemampuan kita semakin terasah. Misalnya tulis saja kisah mencari tanaman
keladi putih di hutan demi gratisan atau untuk istri tercinta atau saat hiking
dsb
5. Menulis apa saja yang kita suka
Tulislah apa yang kita suka. Karena jika sudah suka
biasanya bakal awet .
ü
Jika senang berkebun (lagi booming lagi nih ya
menanam bunga), silakan tulis tentang berkebun.
ü
Jika senang memasak? Silakan berbagi dengan jenis
teks prosedural resep memasak, dsb. Pokoknya tulis apa yang kita suka dan kita
kuasai.
Tempat Mulai Menulis
Ketika ingin menulis, tentu kita butuh medianya. menulis itu bisa kita lakukan di :
·
Blog
·
Buku harian
·
HP/Laptop
·
platform menulis online
seperti wattpad dan storial
·
Media sosial Menulis buku solo atau kolaborasi?
·
Apapun bisa buat sebagai sarana untuk menulis. Menulis
dimana saja yang penting rutinkan atau buat target berapa tulisan yang harus
dibuat dalam sehari, seminggu, sebulan, dst.
Menerbitkan buku :Apa yang diterbitkan ?
Kumpulan tulisan kita di blog, jurnal harian, serta
draft-draft yang ada di laptop atau hp
maka jika menulisnya sudah dilakukan dan dirutinkan, tinggal naik tahap terbitkan
bukunya. Semua tulisan bisa kita bukukan.
Banyak alumni menulis bersama Omjay yang sudah membuktikan.Senang sekali
rasanya melihat satu per satu semakin banyak yang membuahkan karya tulis dalam
bentuk buku
Menulis Buku Solo Atau Kolaborasi
Ada beberapa hal yang
membedakan saat kita menulis buku solo dan kolaborasi tentunya. Misal dari tema
dan waktu untuk buku solo tentu kita bebas menentukan apa temanya dan kapan mau
beresnya. Apakah seminggu, sebulan, menahun. Sedangkan jika menulis bersama,
tentu tulisan yang kita buat harus sesuai tema sesuai ketentuan dan waktunya
pun sesuai yang dijadwalkan. Enanknya kalau kolaborasi dan kita jadi peserta
itu, prosesnya sudah ada yang handle. Beda jika kita menulis buku solo. Proses
pengajuan ke penerbit dll tentu harus diurus secara mandiri.Begitu pula dengan
biaya. Dengan menulis bersama, biaya yang dikeluarkan bisa lebih murah.
Walaupun buku yang dicetak umumnya sesuai jumlah peserta saja (tapi tak jarang
ada juga yang dicetak banyak terutama bila diterbitkan di penerbit mayor).
Buku yang diterbitkan
1. Buku Solo dengan Judul : Lelaki
di lading Tebu : Ini adalah buku solo pertama bu dita Ditulis dengan penuh cinta karena berisi
kumpulan kisah yang terinspirasi dari anak didiknya. Setiap ada kejadian unik,
atau meminjam istilah Munif Chatib yaitu "momen spesial", segera di
catat.Karena beliau basicnya lebih
senang tulisan fiksi, maka saat ada kesempatan, di tuangkan dalam bentuk
cerpen. Demikian yang di lakukan hingga akhirnya buku ini terbit
Buku berkolaborasi di bawah asuhan Bu @Sri
Sugiastuti dan Pak @Bambang Isinya
seputar guru blogger. Bu kanjeng
mengungkaplkan tentang artikelnya ketika diberikan beliau langsung jatuh cinta
1.
Buku kolaborasi dengan Prof.
Eko . Menurut bu dita Pengalaman berkolaborasi dengan Prof. Eko adalah salah
satu hal yang tak kan terlupa. yang menantang untuk menulis hanya dalam waktu 1 Minggu! Temanya
bisa diambil dari channel YouTube beliau.
Menjaga Konsisten Produktif
Menulis
Untuk konsisten produktif
menulis, biasanya bisa terapkan 5 hal
diatas dan Cari apa saja yang bisa ditulis. Walau hanya 1
paragraf. Di tulisnya bisa di berbagai media yang telah saya sebutkan. Bahkan
di status WA sekalipun. Namun niatkan, agar tulisan kita bermanfaat bagi orang
lain. Kecuali seperti diary, biasanya pengalaman sehari-hari tulis agar ingat seperti apa di masa lalu sebagai
bahan evaluasi diri. Untuk mengusir rasa malas, biasanya saya merefresh otak
dan hati terlebih dahulu. Bisa dengan melakukan hal yang kita sukai. Atau
membaca beberapa buku ringan dan menghibur.
Menjaga
mood Menulis
Menjaga mood agar
tidak malas menulis itu mudah.
ü
Tinggal ubah mood kita jadi
Heppi cara
paling mudah mengembalikan mood adalah dengan tersenyum. Ambillah sebuah cermin, lalu tersenyumlah.
Lihat betapa cantiknya /ganteng nya kita
Betapa luar biasanya kita .Betapa Tuhan telah menganugerahkan kita akal dan
tangan untuk menulis. Jadi, mengapa tidak menulis sekarang?
ü Kumpulkan sesuai tema. Bisa dalam bentuk folder atau file.
Misal buku solo pertama beliau . MUlai dari siapkan folder khusus berjudul "Buku
Ditta". Di dalamnya ada sub folder dan sub file berjudul Buku (satu buku Buku Minimal 50-70 hlm kan sudah bisa cetak)
Memilih
penerbit
Penerbit banyak pilihan tidak bisa disebutkan satu-persatu. Tapi tips nya
kalau bisa yang dekat dengan domisili agar lebih mudah dan cepat saat nanti
proses pengiriman buku.
Perjalanan menulis : Menjadi buku solo dan buku kolaborasi
Perjalanan Bu Dita dalam menulis sudah lama yaitu ulai
dari senang menulis sejak bisa menulis .
Kelas 4 atau 5 SD saya sudah terbiasa menulis diary.Di SMP menulis untuk Mading
sekolah. Pernah juga menulis cerita di buku tulis lalu dipinjamkan ke
teman-teman untuk dibaca. Di SMA dan Kuliah saya mulai merambah media sosial
dan blog. Sempat membuat grup dimana share tulisan-tulisan beliau.
Saat kuliah, tulisannya lebih ke KTI. Ikut lomba KTI Beswan
Djarum dan masuk 10 besar regional Bandung, atau ikut lomba mahasiswa berprestasi
yang salah satunya membuat tulisan karya ilmiah.
Bila lebih senang dibimbing secara langsung, maka baiknya
kita cari kenalan yang senang menulis. Atau, ayo buat komunitas menulis di NTT
dan Pak Kainan menjadi ketuanya! Pelopor, penggerak guru menulis NTT seperti Bu
Kanjeng dan Omjay yang senantiasa menginspirasi.Dari wadah yang dibentuk, bisa
dihadirkan pemateri pemateri dan akhirnya bisa belajar langsung dari
narasumbernya.boleh juga usulkan di sekolah atau komunitas MGMP misalnya untuk
sesekali diadakan latihan menulis (jika kondisi sudah memungkinkan)
Beliau termasuk yang
sulit konsentrasi jika suasananya berisik. oleh karena itu biasanya saat
menulis cari suasana yang tenang dan nyaman. Agar insting menulis tidak hilang,
segera catat apa yang ingin kita tulis. Minimal garis besarnya. Oleh karena itu
selalu sedia catatan dimana pun dan kapan pun. Atau simpan di hp dan laptop.
Atau draft di blog.Ingat, usahakan tulis garis besar dari apa yang ingin kita
tulis dari awal sampai akhir agar meski tidak selesai, kita bisa menuntaskannya
di lain waktu.
Bu Ditta ikut mengembangkan literasi di sekolah. Salah
satunya Ditta tuangkan dalam bentuk mini best practice di buku kolaborasi ini.
Bermula dari program west Java leader's reading challenge (wjlrc) Ditta aktif
di literasi sekolah. Mulai dari menghidupkan kembali perpustakaan yang sempat
mati suri, Ditta mendata ulang data perpustakaan. lalu membuat jadwal literasi Menyusun program, mengevaluasi. Yg saya senang
ketika membuat jadwal literasi guru, ternyata disambut baik kepala sekolah saat
itu. Jadi, tak hanya siswa, saat kegiatan readathon (membaca bersama-sama
selama ±40 menit), ada guru dan siswa yang presentasi ttg apa yg telah dibaca.
Beliau Sedih sebetulnya krn kegiatan itu saat ini terhenti krn pandemi.
Penulis : bakat VS Usaha Ikhtiar
keduanya. Ada yang memang diberi bakat menulis, tapi yang
terpenting yang mesti kita ingat bahwa kemampuan menulis itu bisa ditingkatkan.Sebagaimana
yang saya dapatkan dari guru-guru menulis saya, rahasia agar bisa menulis
dengan baik adalah dengan banyak membaca dan banyak berlatih.Akan mudah bagi
kita untuk menulis jika kita sudah memiliki banyak kosa kata yang kita dapatkan
dari kegiatan membaca. Akan mudah bagi kita untuk menulis saat kita sudah
terbiasa. "Teruslah menulis setiap hari dan buktikan apa yang
terjadi", begitu kalau Omjay bilang. . Yang penting adalah mulailah
menulis dari hal hal yang kita sukai dan kuasai.Serta, menulislah dengan hati
karena apa yang disampaikan dari hati akan sampai ke hati pula ❤️
Pengalaman bu Kanjeng
tentang menulis menurutnya sejak menyukai membaca dan menulis bahkan sejak TK Ini
semua tak lepas dari kasih sayang kedua orang masih ingat, bagaimana di malam malam
tertentu, kedua orang tua saya senang membacakan buku cerita . Tak hanya itu,
mereka pun senantiasa memberikan saya berbagai macam buku untuk dibaca.leh
karena itu saya bersyukur memiliki kedua orang tua yang telah mengenalkan saya
pada dunia membaca dan menulis. Hingga saya terbiasa menyisihkan uang untuk
kemudian pergi ke toko buku di Bandung hanya sekedar untuk membeli buku. Itu
pun tidak setiap saat. Hanya ketika saya berkunjung ke nenek saja saat lebaran
misalnya. Jadi, mari Bapak/Ibu atau calon Bapak/Ibu Jadi tidak heran ya kalau
produknya seperti Bu Ditta
Tips sukses saat menulis : selesaikan sampai tuntas
tanpa editing. Selesaikan saja dulu meski kita merasa ada yang tak cocok dsb.
Karena ... Proses editing lah yang memakan waktu paling banyak dalam
menghasilkan karya. Jika saat menulis namun belum tuntas, lalu kita edit. Wah,
bisa bisa tak selesai selesai karena terus menerus diedit. Jadi, selesaikan,
baru edit sehingga bisa lebih enak dibaca.
Closing Statement Atau Kesimpulan
Teruslah memberi arti pada setiap orang yang kau temui.
Dalam setiap hal yang kau lalui, dan untuk setiap waktu yang kau miliki.
Sebutir pasir yang banyak dijumpa,
~ Ditta Widya Utami ~
Salam Literasi Semangat terus
semangat terus , lanjutkan
ReplyDeleteWah hebat sudah selesai menulis resume. Selanjutnya bisa masuk ke tahap editing (jika dirasa perlu dan memungkinkan). Mantap 👍🏻
ReplyDeleteMakadih sdh di kunjungi ..pengen sdperti bu dita
DeleteResume lemgkap dan jelas. Hanya masukan saja, adan warna font yang kurang jelas, mungkin bisa lebih dibuat bold...pasti akan lebih eyecathing. Tetap semangat
ReplyDeleteMakasih atas mampir dan kritiknya ...siap di perbaiki
ReplyDeleteIklan dari Pak Thamrin ikut ke dalam tulisan..wokeee lah..
ReplyDelete