Resume ke 16 : Memulai Tulisan  Sejak Merasa Suka  Menulis 


Hari  Senin, 8 November 2020m Materi belajar menulis di pandu  Nara Sumber: Dita Widya Utami dan Moderator : Bu Kanjeng,

Dita Widya Utami : Profil Muda  Sopan , Sederhana dan pintar

 Masih muda , sopan dan pandai itulah awal dari kenal bu Dita , bagaimana tidak ? Sebelum  beliau memulai berbagi pengalamannya mengawali dengan sikap ta’zim terhadap sang guru Omjay  yang sedang sakit mengajak peserta belajar menulis  mendoakan dengan membaca Al fatihah untuk kesembuhannya . Belaupun  rendah jati dengan mengatakan , beliau  yakin di grup ini banyak sekali yang telah menorehkan prestasi baik di bidang kepenulisan maupun profesional. , Belau merasa  hanya sebutir pasir yang banyak dijumpa. Masih harus banyak belajar dan belajar banyak.

Berbagi :  Cara Ampuh Untuk Belajar

Menyryt bu dita berbagi adalah salah satu cara ampuh untuk belajar dan beliau  berbagi melalui  :

·         blog

·         instagram : https://www.instagram.com/dittawidyautami/

·         YouTube ditta widya utami : http://www.youtube.com/dittawidyautami

Materi berbagi : menulis dan menerbitkan buku.

Dalam hal ini 2 hal  yang beliau bagi/ sharing yaitu terkait menulis dan menerbitkan buku.

Menulis : Bagaimana caranya ?

Semua mungkin sepakat bahwa menulis tak bisa lepas dari keseharian kita. Setiap hari, mungkin kita terbiasa menulis balasan chat di media sosial. Menulis jurnal harian mengajar. Menulis feedback untuk tugas siswa. dsb.Tapi, ketika harus menulis buku. Menulis di blog. Rasanya seperti berlari sprin yang tiba-tiba menghantam tembok. Atau bertinju yang tiba-tiba KO. Atau bermain catur yang langsung skakmat.Entah apa yang terjadi, seolah semua ide lenyap begitu saja. Tangan tiba-tiba tak bisa menulis. Bahkan lidah pun terasa kelu.

Tips Mengatasi  Kendala Menulis 

1.       Ikut kelas menulis :

Manfaat bergabung dengan Kelas Menulis Om Jay  :

Mendapat ilmu, motivasi, tips dan trik menulis, terkadang kita pun mendapat kejutan tak terduga. :

diantaranya :  hadirnya buku :

·         Tarifnya Berapa Pak ? https://terbitkanbukugratis.id/thamrin-dahlan/11/2020/tarifnya-berapa-pak/

·         https://dittawidyautami.blogspot.com/2020/04/hadiah-kejutan-dari-pgri.html?m=1 Tulisan ini mengabadikan ingatan

·         Mendapat hadiah kejutan berupa buku dari PGRI karena salah satu resume yang telah dibuat. https://dittawidyautami.blogspot.com/2020/04/kisahku-dan-kurma-muda.html?m=1 Sedangkan tulisan ini adalah tulisan yang mengantarkan saya mendapat sepaket kurma ruthob dari KSGN dan PGRI.

 

2.    Ikut komunitas menulis

ikut komunitas menulis juga dirasa perlu. Karena dalam komunitas itulah kita bisa berbagi tulisan dan membaca tulisan orang lain sehingga kemampuan menulis kita pun akan semakin terasah. Saat ini sudah banyak sekali komunitas menulis yang bisa diikuti. Terlepas apakah komunitas tersebut dibuat khusus untuk guru ataupun umum.

3.       Ikut lomba menulis

ikut lomba. Ini cocok bagi siapa pun yang menyukai tantangan. Dengan mengikuti lomba, kita bisa belajar membuat tulisan dengan berbagai tema dalam waktu yang tentunya sudah terjadwal. Saya juga pernah sekali dua kali mencoba, alhamdulillah belum menjadi juara. Hehe, tapi justru dari situ kita akan sadar dimana letak kekurangan kita. Sehingga dikemudian hari, kita bisa belajar untuk menjadi lebih baik.

4.       Menulis apa saja yang ada di sekitar/dalam keseharian kita

jika masih merasa sulit menulis adalah tulis saja apa yang ada di sekitar kita atau yang kita alami hari ini. Dulu saat menjadi binaan Omjay di Kelas Menulis Gelombang 7, Omjay rutin mengirim foto setiap hari untuk diubah menjadi tulisan. Ada foto ketoprak, gorengan, kucing, rempeyek, wah macem-macem! Pokoknya dari foto itu harus jadi tulisan minimal 3 paragraf. Seru dan sekaligus membuktikan bahwa memang benar apa saja yang ada di sekitar kita bisa kita ubah menjadi tulisan loh! Jika belum mempan, mari buat tulisan tentang keseharian kita. Seperti diari. Itu pun tak apa. Yang penting nulis agar kemampuan kita semakin terasah. Misalnya tulis saja kisah mencari tanaman keladi putih di hutan demi gratisan atau untuk istri tercinta atau saat hiking dsb

5. Menulis apa saja yang kita suka

Tulislah apa yang kita suka. Karena jika sudah suka biasanya bakal awet .

ü  Jika  senang berkebun (lagi booming lagi nih ya menanam bunga), silakan tulis tentang berkebun.

ü  Jika  senang memasak? Silakan berbagi dengan jenis teks prosedural resep memasak, dsb. Pokoknya tulis apa yang kita suka dan kita kuasai.

Tempat Mulai Menulis

Ketika ingin menulis, tentu kita butuh medianya.  menulis itu bisa kita lakukan di :

·         Blog

·         Buku harian

·         HP/Laptop

·         platform menulis online seperti wattpad dan storial

·         Media sosial  Menulis buku solo atau kolaborasi?

·         Apapun bisa  buat sebagai sarana untuk menulis. Menulis dimana saja yang penting rutinkan atau buat target berapa tulisan yang harus dibuat dalam sehari, seminggu, sebulan, dst.

Menerbitkan buku  :Apa yang diterbitkan ?

Kumpulan tulisan kita di blog, jurnal harian, serta draft-draft yang ada di laptop atau hp  maka jika menulisnya sudah dilakukan dan dirutinkan, tinggal naik tahap terbitkan bukunya. Semua tulisan  bisa kita bukukan. Banyak alumni menulis bersama Omjay yang sudah membuktikan.Senang sekali rasanya melihat satu per satu semakin banyak yang membuahkan karya tulis dalam bentuk buku

Menulis Buku Solo Atau Kolaborasi

 Ada beberapa hal yang membedakan saat kita menulis buku solo dan kolaborasi tentunya. Misal dari tema dan waktu untuk buku solo tentu kita bebas menentukan apa temanya dan kapan mau beresnya. Apakah seminggu, sebulan, menahun. Sedangkan jika menulis bersama, tentu tulisan yang kita buat harus sesuai tema sesuai ketentuan dan waktunya pun sesuai yang dijadwalkan. Enanknya kalau kolaborasi dan kita jadi peserta itu, prosesnya sudah ada yang handle. Beda jika kita menulis buku solo. Proses pengajuan ke penerbit dll tentu harus diurus secara mandiri.Begitu pula dengan biaya. Dengan menulis bersama, biaya yang dikeluarkan bisa lebih murah. Walaupun buku yang dicetak umumnya sesuai jumlah peserta saja (tapi tak jarang ada juga yang dicetak banyak terutama bila diterbitkan di penerbit mayor).

Buku yang diterbitkan

1.    Buku Solo dengan Judul : Lelaki di lading Tebu : Ini adalah buku solo pertama bu dita  Ditulis dengan penuh cinta karena berisi kumpulan kisah yang terinspirasi dari anak didiknya. Setiap ada kejadian unik, atau meminjam istilah Munif Chatib yaitu "momen spesial", segera di catat.Karena beliau  basicnya lebih senang tulisan fiksi, maka saat ada kesempatan, di tuangkan dalam bentuk cerpen. Demikian yang di lakukan hingga akhirnya buku ini terbit

 

Buku   berkolaborasi di bawah asuhan Bu @Sri Sugiastuti dan Pak @Bambang Isinya seputar guru blogger.  Bu kanjeng mengungkaplkan tentang artikelnya ketika diberikan beliau langsung jatuh cinta  

1.       Buku kolaborasi dengan Prof. Eko . Menurut bu dita Pengalaman berkolaborasi dengan Prof. Eko adalah salah satu hal yang tak kan terlupa. yang menantang  untuk menulis hanya dalam waktu 1 Minggu! Temanya bisa diambil dari channel YouTube beliau.

Menjaga Konsisten Produktif Menulis

Untuk konsisten produktif menulis, biasanya bisa  terapkan 5 hal diatas  dan  Cari apa saja yang bisa ditulis. Walau hanya 1 paragraf. Di tulisnya bisa di berbagai media yang telah saya sebutkan. Bahkan di status WA sekalipun. Namun niatkan, agar tulisan kita bermanfaat bagi orang lain. Kecuali seperti diary, biasanya pengalaman sehari-hari tulis  agar ingat seperti apa di masa lalu sebagai bahan evaluasi diri. Untuk mengusir rasa malas, biasanya saya merefresh otak dan hati terlebih dahulu. Bisa dengan melakukan hal yang kita sukai. Atau membaca beberapa buku ringan dan menghibur.

Menjaga mood Menulis

 Menjaga mood agar tidak malas menulis itu mudah.

ü  Tinggal ubah mood kita jadi Heppi  cara paling mudah mengembalikan mood adalah dengan tersenyum.  Ambillah sebuah cermin, lalu tersenyumlah. Lihat betapa cantiknya  /ganteng nya kita Betapa luar biasanya kita .Betapa Tuhan telah menganugerahkan kita akal dan tangan untuk menulis. Jadi, mengapa tidak menulis sekarang?

ü  Kumpulkan sesuai tema. Bisa dalam bentuk folder atau file.

Misal buku solo pertama beliau . MUlai dari  siapkan folder khusus berjudul "Buku Ditta". Di dalamnya ada sub folder dan sub file berjudul Buku  (satu buku Buku  Minimal 50-70 hlm kan sudah bisa cetak)

Memilih penerbit

Penerbit banyak pilihan  tidak bisa disebutkan satu-persatu. Tapi tips nya kalau bisa yang dekat dengan domisili agar lebih mudah dan cepat saat nanti proses pengiriman buku.

 Perjalanan menulis : Menjadi buku solo dan buku  kolaborasi

Perjalanan Bu Dita dalam menulis sudah lama  yaitu  ulai dari  senang menulis sejak bisa menulis . Kelas 4 atau 5 SD saya sudah terbiasa menulis diary.Di SMP menulis untuk Mading sekolah. Pernah juga menulis cerita di buku tulis lalu dipinjamkan ke teman-teman untuk dibaca. Di SMA dan Kuliah saya mulai merambah media sosial dan blog. Sempat membuat grup dimana share tulisan-tulisan beliau.

Saat kuliah, tulisannya lebih ke KTI. Ikut lomba KTI Beswan Djarum dan masuk 10 besar regional Bandung, atau ikut lomba mahasiswa berprestasi yang salah satunya membuat tulisan karya ilmiah.

Bila lebih senang dibimbing secara langsung, maka baiknya kita cari kenalan yang senang menulis. Atau, ayo buat komunitas menulis di NTT dan Pak Kainan menjadi ketuanya! Pelopor, penggerak guru menulis NTT seperti Bu Kanjeng dan Omjay yang senantiasa menginspirasi.Dari wadah yang dibentuk, bisa dihadirkan pemateri pemateri dan akhirnya bisa belajar langsung dari narasumbernya.boleh juga usulkan di sekolah atau komunitas MGMP misalnya untuk sesekali diadakan latihan menulis (jika kondisi sudah memungkinkan)

Beliau  termasuk yang sulit konsentrasi jika suasananya berisik. oleh karena itu biasanya saat menulis cari suasana yang tenang dan nyaman. Agar insting menulis tidak hilang, segera catat apa yang ingin kita tulis. Minimal garis besarnya. Oleh karena itu selalu sedia catatan dimana pun dan kapan pun. Atau simpan di hp dan laptop. Atau draft di blog.Ingat, usahakan tulis garis besar dari apa yang ingin kita tulis dari awal sampai akhir agar meski tidak selesai, kita bisa menuntaskannya di lain waktu.

Bu Ditta ikut mengembangkan literasi di sekolah. Salah satunya Ditta tuangkan dalam bentuk mini best practice di buku kolaborasi ini. Bermula dari program west Java leader's reading challenge (wjlrc) Ditta aktif di literasi sekolah. Mulai dari menghidupkan kembali perpustakaan yang sempat mati suri, Ditta mendata ulang data perpustakaan. lalu membuat jadwal literasi  Menyusun program, mengevaluasi. Yg saya senang ketika membuat jadwal literasi guru, ternyata disambut baik kepala sekolah saat itu. Jadi, tak hanya siswa, saat kegiatan readathon (membaca bersama-sama selama ±40 menit), ada guru dan siswa yang presentasi ttg apa yg telah dibaca. Beliau Sedih sebetulnya krn kegiatan itu saat ini terhenti krn pandemi.

Penulis :  bakat VS Usaha Ikhtiar

keduanya. Ada yang memang diberi bakat menulis, tapi yang terpenting yang mesti kita ingat bahwa kemampuan menulis itu bisa ditingkatkan.Sebagaimana yang saya dapatkan dari guru-guru menulis saya, rahasia agar bisa menulis dengan baik adalah dengan banyak membaca dan banyak berlatih.Akan mudah bagi kita untuk menulis jika kita sudah memiliki banyak kosa kata yang kita dapatkan dari kegiatan membaca. Akan mudah bagi kita untuk menulis saat kita sudah terbiasa. "Teruslah menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi", begitu kalau Omjay bilang. . Yang penting adalah mulailah menulis dari hal hal yang kita sukai dan kuasai.Serta, menulislah dengan hati karena apa yang disampaikan dari hati akan sampai ke hati pula

Pengalaman bu Kanjeng  tentang menulis  menurutnya sejak  menyukai membaca dan menulis bahkan sejak TK Ini semua tak lepas dari kasih sayang kedua orang  masih ingat, bagaimana di malam malam tertentu, kedua orang tua saya senang membacakan buku cerita . Tak hanya itu, mereka pun senantiasa memberikan saya berbagai macam buku untuk dibaca.leh karena itu saya bersyukur memiliki kedua orang tua yang telah mengenalkan saya pada dunia membaca dan menulis. Hingga saya terbiasa menyisihkan uang untuk kemudian pergi ke toko buku di Bandung hanya sekedar untuk membeli buku. Itu pun tidak setiap saat. Hanya ketika saya berkunjung ke nenek saja saat lebaran misalnya. Jadi, mari Bapak/Ibu atau calon Bapak/Ibu Jadi tidak heran ya kalau produknya seperti  Bu Ditta

Tips sukses saat menulis : selesaikan sampai tuntas tanpa editing. Selesaikan saja dulu meski kita merasa ada yang tak cocok dsb. Karena ... Proses editing lah yang memakan waktu paling banyak dalam menghasilkan karya. Jika saat menulis namun belum tuntas, lalu kita edit. Wah, bisa bisa tak selesai selesai karena terus menerus diedit. Jadi, selesaikan, baru edit sehingga bisa lebih enak dibaca.

Closing Statement  Atau Kesimpulan

Teruslah memberi arti pada setiap orang yang kau temui. Dalam setiap hal yang kau lalui, dan untuk setiap waktu yang kau miliki.

Sebutir pasir yang banyak dijumpa,

~ Ditta Widya Utami ~

Salam Literasi Semangat terus 



Comments

  1. Wah hebat sudah selesai menulis resume. Selanjutnya bisa masuk ke tahap editing (jika dirasa perlu dan memungkinkan). Mantap 👍🏻

    ReplyDelete
  2. Resume lemgkap dan jelas. Hanya masukan saja, adan warna font yang kurang jelas, mungkin bisa lebih dibuat bold...pasti akan lebih eyecathing. Tetap semangat

    ReplyDelete
  3. Makasih atas mampir dan kritiknya ...siap di perbaiki

    ReplyDelete
  4. Iklan dari Pak Thamrin ikut ke dalam tulisan..wokeee lah..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog