Menulis Tuntas : Cara efektif  berprestasi


Hari tangal : Rabu 11 November 2020

Moderator : ibu Aam Nurhasanah, S.Pd.

Nara Sumber: Jamila K. Baderan, M.Pd.

Profilnya :

Guru di SDN No. 30 Kota Gorontalo, Prov. Gorontalo. Lahir di Sidodadi, 14 Juni 1978. Menikah dengan Amir Hamzah, S.P dan dikaruniai 3 orang putri dan 1 putra.

Riwayat Pendidikan: TK Negeri Pembina Palu (lulus 1985)  SDN Inpres Tanamodindi II Palu (lulus 1991)  SMP Neg. 8 Kota Gorontalo (lulus 1994)  SMK Neg. 1 Gorontalo (lulus 1997)S1 PGSD UNG (lulus 2011)  S2 Pendidikan Dasar UNG (lulus 2018)

Alamat Pertemanan:Email : jamila.baderan@gmail.com. Youtube: Jamila Baderan. Intagram : Jamila Baderan. Fb : Jamila Baderan


Mengubah Ekspektasi Menjadi Prestasi

 Kata “ekspektasi” tentunya sudah sangat familiar di telinga kita. Setiap orang, setiap saat pasti memiliki ekspektasi terhadap berbagai hal yang di inginkan dalam hidup. Salah satu bentuk ekspektasi melalui pengembangan diri dan mengeksplore kompetensi dengan  bergabung dalam satu komunitas positif seperti WA Grup Belajar Menulis .

Sebagai contoh, ekspektasi beliau ketika bergabung dalam grup ini adalah ingin menghasilkan sebuah karya berupa jejak literasi yang dapat dikenal dan dikenang meskipun kita sudah berkalang tanah Terbuktu  belaiu menghasikjab orestasi berupa karya tulisan  berbentuk buku Solo (tunggal) dan Kolaborasi (karya bersama) yaitu :

Buku Karya Tunggal:  Kwartet Media Bermain dan Belajar (2018) dan   Ekspektasi VS Realitas (2019)


Buku Karya Bersama: Design Thinking Membangun Generasi Emas dengan Konsep Merdeka Belajar (2020)


 Ekspektasi tak seindah kenyataan

Mewujudkan ekspektasi memang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi bagi para penulis pemula. Dalam prosesnya kita harus berjuang melawan semua hambatan yang datang baik dari diri sendiri mapun dari lingkungan sekitar. Sebenarnya, tantangan menulis terbesar itu ada pada diri kita sendiri. Yaitu mood dan kemauan alias niat. Oleh karena itu untuk mengubah ekspektasi menjadi prestasi kita harus berubah.

Memang ekspektasi kita tidak selalu sama dengan realita. Ekspektasi tak seindah kenyataan. Hal inilah yang kemudian menjadi inspirasi dalam tulisan buku ke-2 beliau  yang diterbitkan pada tahun 2019.

Pengalaman mewujudkan ekspektasi

Pengalaman beliau  dalam mewujudkan ekspektasi dalam menulis adalah berjuang membangun tekad  dan keyakinan yang kuat untuk mencapai realitas. Terkadang juga harus nekat mengambil keputusan yang jika dipikir dengan akal sehat pencapaiannya sangat mustahil. Untuk itulah selalu berusaha konsisten terhadap ekspektasi yang susah payah dibangun. Pantang mundur jika kaki sudah melangkah.

Saat menerima tantangan Prof. Eko untuk menulis buku dalam seminggu, ada sejuta keraguan yang menyelimuti hati dan pikiran  beliau  Berbagai pemikiran negatif menghantui, namun berkat kenekatan, dibarengi niat, tekad, serta konsistensi yang kuat akhirnya ekspektasi nya  berubah menjadi sebuah prestasi. Saat Pak Joko mengumumkan bahwa tulisan nya  lolos tanpa revisi, Beliau  seolah tak percaya. Tidak pernah menyangka bahwa tulisan yang menurut penilaian pribadi hanyalah tulisan biasa saja ternyata memiliki takdir luar biasa.

Dari pengalaman ini ada pelajaran  beberapa hal  dalam menulis:

  • 1.      Tulislah apa yang ingin kita tulis.
  • 2.   Menulislah apa adanya, tanpa beban, dan tekanan.
  • 3.   Jadikan menulis sebagai suatu kebutuhan
  • 4.   Menulislah hingga tuntas, jangan memikirkan editing.
  • 5.   Menulis jangan terlalu lama.
  • 6.     Jangan memikirkan baik buruknya tulisan kita, karna yang akan menilai adalah pembaca

Kemampuan Menulis VS Ekspektasi Sebuah Karya

Dalam hal menulis, harapan terbesar kita adalah mampu merangkai kata-kata menjadi sebuah paragraf menarik yang terus berangkai menjadi bab demi bab hingga akhirnya menjadi sebuah buku. Sekilas, menulis adalah hal yang sangat mudah. Bukankah kita sudah sering menulis sejak kecil? Tetapi, ketika kemampuan menulis tersebut disandingkan dengan ekspektasi sebuah karya yang bernilai bagi orang lain muncullah masalah besar. Diantaranya :

1.      Bagaimana memulai sebuah tulisan?

2.      Apa ide/topik yang harus kita tulis?

3.      Apakah tulisan saya menarik?, dls.

Ubah Mindset dan passion

Ada 2 hal penting yang harus kita ubah, yaitu mindset dan passion. Mindset adalah cara pikir tentang sesuatu yang dapat mempengaruhi sikap dan tindakan kita. Sementara passion adalah sesuatu yang membuat kita tidak pernah merasa bosan.Kedua hal ini di bahas secara detail dalam buku beliau  yang ketiga hasil kolaborasi bersama Prof. Eko Indrajit yang diterbitkan oleh Penerbit Andi.

Mengembangkan potensi diri dengan cara ubah dalam hidup tentang  dua hal  yaitu Mindset dan passion. saat keduanya seiring sejalan, dengan sendirinya kita akan happy enjoy dalam menulis.  selanjunya bangun tekad, kuatkan niat, dan harus konsisten menulis. jangan lupa banyak membaca. sering-sering blog walking . Mulailah dengan melihat apa saja yang ada di depan kita, lalu cobalah untuk mendeskripsikannya. Saat jemari kita mulai menulis, maka ide lain akan datang dengan sendirinya. Kuncinya adalah percaya diri. Setiap kita memiliki potensi, dan potensi kita perlu di asah agar menjadi kompetensi.  Terima kasih. N

Pengalaman mewujudkan ekspektasi

Biasanya, kendala di awal kita menulis adalah bingung mencari ide. Tidak tahu apa yang akan kita tulis. Untuk mengatasinya, marilah kita mulai menuliskan hal-hal kecil yang ada di sekitar kita. Misal: tentang hobi memasak, kegiatan sehari-hari, atau tingkah lucu anak-anak kita.Tuliskan apa saja yang terlintas dalam pikiran. tidak perlu kita memikirkan tata bahasa, ejaan dan sebagainya . Setiap kalimat yang terlintas segera di tulis.  Beliau  biasanya menulis di HP. kadang saat tidak pegang HP maka menuliskan di benda apa saja yang di temui. bahkan belliau pernah menulis di telapak tangan, dan di paha

Hal yang paling sulit untuk memenuhi ekspektasi menulis adalah ketika kita tidak punya hobi menulis. Kata orang hanya "Iseng-iseng" atau ikut-ikutan. Tidak masalah, jika kita tidak memiliki hobi, bukankah rasa iseng jika terus dilatih bisa menjadi suatu ketrampilan?

Beliau  termasuk orang yang menulis tergantung mood. Ini sangat berat fi rasakan ketika menerima tantangan Prof. Eko.  Rasanya bulan dan matahari berpindah tempat. Disaat seperti inilah maka beliau menguatkan tekad dan niat untuk mencapai realitas. Jadi, menulis itu adalah sebuah perjuangan untuk melawan semua tantangan yang menggoyahkan niat.

Hal yang menjadi fokus nya  dalam menulis adalah kata TUNTAS. Jadi, menulislah hingga tuntas. Jangan sering menengok halaman yang sudah kita tulis, karena itu merupakan salah satu godaan yang membuat kita berpikir 1.000 kali tentang apa yang sudah kita tulis. kita akan berpikir untuk edit dan edit lagi. akhirnya tulisan kita tidak tuntas.

Proses editing bisa dilakukan sendiri dan dapat pula menggunakan jasa orang lain. Untuk buku yang saya tulis, sebelum di kirim ke penerbit saya melakukan swasunting/edit sendiri. Kita tidak perlu khawatir masalah editing, karena biasanya pihak penerbit juga melakukan editing sebelum buku tsb naik cetak.

Mulailah menulis dengan kata

Ketika kita akan menulis apa yang ada dalam benak  mka mulai menulis dengan kata “kata cukup sederhana, kata apa saja yang terlintas dalam pikiran , Kata tidak harus kata-kata rumit, kata yang mudah dipahami oleh orang lain.

Gaya Menulis : What To Write  Menuju  What Is It For

Kendala  menulis bisa bermacam-macam  diantaranya yaitu mood dan niat, dan kemampuan  yang minim , sehingga perlu waktu lama bagi saya untuk mengasah kemampuan itu Hal ini muncul  karena  menulis dengan beban. Beban tentang baik buruknya tulisan kita.  Cobalah menulis seperti yang sudah saya paparkan tadi. Menulis secara lepas dan bebas. Lepas dari beban terkait penilaian orang terhadap tulisan kita, sehingga kita bisa bebas mengekspresikan diri kita dalam tulisan.

Sering terjebak kebuntuan bila menulis kemudian menilai ada tidak manfaatnya bagi orang lain,layak ngga ditulis., Karena untuk sekarang sy baru bisa menulis what to write dan blm what is it for. Jd rasanya masih jauh panggang dr api ttg ekspektasi itu.

Menulis dan membaca  ibarat dua sisi uang logam.

Proses kreatif yang dilakukan dalam menghasilkan buku tidak terlepas dari kegiatan membaca. Jadi, menulis dan membaca ibarat dua sisi mata uang yang harus dimiliki oleh seorang penulis. Menulis tanpa pernah membaca akan pincang. Artinya tulisan kita kurang menarik. Menghasilkan buku dalam seminggu terdengar mustahil. Prosesnya jungkir balik, hingga siang dan malampun ikut terbalik😁. Hal pertama yang dilakukan di awal adalah mencari menentukan judul dan kerangka tulisan. lalu berburu referensi sambil menyusun paragraf demi paragraf. Ya itu tadi, pokoknya tuntas dulu semua bab, terakhir sesi editing. Menulis dan membaca  ibarat dua sisi uang logam

Di zaman sekarang, publikasi sangat dipermudah karena ada begitu banyak jejaring sosial yang bisa kita manfaatan. Disamping menawarkan door to door, kita bisa posting melalui WA, Instag, FB, Youtube, dll. jangan lupa buat flyer + kata-kata menarik dan foto ekslusif, seperti orang jualan gitu. Namanya juga menawarkan 😁. Yang penting harus jujur dan tidak ada kebohongan publik dalam iklan buku kita

Budaya Baca Tulis Rendah

Secara nasional, memang minat dan budaya baca kita masih rendah. Disinilah peran kita sebagai guru, orang tua,  dan orang yang peduli dengan kependidikan untuk kembali membangun budaya membaca generasi kita yang selalu pasang surut. Membaca dan menulis adalah 2 hal yang tidak bisa dipisahkan. semakin suka membaca, maka semakin mudah menulis. Menjadikan menulis sebagai kebutuhan, artinya kita menjadikan membaca sebagai makanan kita.

Keluar Dari Zona Takut Menulis

Agar kita bisa keluar dari zona tidak nyaman, menulislah seperti air mengalir. Maksudnya tulislah apa yang ingin kita tulis. Abaikan penilaian orang tentang tulisan kita. Biarkan tulisan tersebut selesai kita tulis secara tuntas, lalu biarkan orang lain menilai. Karena penilaian orang lain biasanya lebih baik dari kita. Beliau menulis buku ke-3  merasa  tidak percaya diri dengan tulisan sendiri . Tulisan karena tidak tahu jenis tulisan, apalagi yang namanya gaya selingkung. namun ternyata  saat mempresentasikan buku malah  diberi apresiasi luar biasa oleh Prof. Eko.

Bingung Mau Mulai Menulis

Punya ide, tapi bingung mau mulai menulis dari mana. Jangan bingung, mulai saja menulis dengan kata yang terlintas dalam pikiran. jangan memikirkan tulisan ini cocoknya di pendahuluan, atau di bab 1, dan seterusnya . Tulis dan tulis saja setiap kita punya ide. saat kita benar-benar bingung dalam menulis, maka berhentilah menulis dan membacalah. Saat kita membaca, kita akan menemukan kembali ide yang terbang entah kemana. Saat ide itu muncul, jangan di tunda segeralah di tulis.

Judul Tulisan Yang Baik,

Membuat judul tulisan yang baik, sebenarnya sangat bergantung dari minat. Kita cenderung sukanya menulis di bidang apa. Kita suka menulis fiksi atau non fiksi. Untuk memilih judul tentunya kita perlu referensi terkait konten yang akan kita tulis. Kita bisa browsing di internet sambil melakukan inovasi untuk judul yang kita buat. semakin banyak referensi judul yang kita lihat maka akan semakin baik judul yang kita tulis. Untuk referensi tipe-tipe judul, yang bisa dipedomani bisa dolihat : https://marketingcraft.getcraft.com/id-articles/7-tipe-judul-artikel-untuk-meningkatkan-traffic-blog-anda

 7 Tipe Judul Artikel untuk Meningkatkan Traffic Blog

  • 1.  Normal: Judul ala berita : tipe judul ini lazimnya digunakan media massa untuk merumuskan judul tulisan atau artikel. Inti pada judul ini sederhana, cukup menonjolkan subjek tulisan atau pokok bahasan.
  • 2.   Number: Memikat lewat angka :  istilah listicle, atau artikel berbentuk list. Jenis ini biasanya ditemani oleh sejumlah angka di awalnya, sebagai daya tarik untuk pembaca.
  • 3.  Reader Addressing: Memuat sapaan untuk pembaca : Meski jarang digunakan pada artikel di media massa, namun sentuhan personal ala blog pada judul ini kerap teruji berhasil memikat pembaca.
  • 4.  How-To: Menyentuh kebutuhan orang mencari cara melakukan sesuatuL Banyak orang menelusuri informasi untuk mencari cara terbaik mengatasi persoalan atau tantangan yang mereka hadapi sehari-hari.
  • 5.    Question: Menggelitik pembaca dengan pertanyaan: judul ini kurang lebih menggambarkan apa yang menjadi pertanyaan di benak atau pikiran pembaca yang disasar. Sehingga saat melihatnya, mereka tergelitik harapan mendapat jawaban atas pertanyaan tersebut.
  • 6.   Command: Anjuran tegas untuk pembaca: menunjukkan kuatnya keyakinan kita pada solusi yang ditawarkan konten untuk pembaca, dan akhirnya berpotensi meyakinkan mereka untuk membaca lebih lanjut. Untuk itu, tipe ini biasanya menekankan pada kata “harus”, “sekarang juga”, atau penggunaan tanda seru (!).
  • 7.  Testimonial: Meminjam kutipan narasumber;Jika narasumber artikel Anda adalah figur atau tokoh yang memiliki reputasi di mata pembaca yang disasar, maka menampilkan potongan kutipan dari pernyataan si narasumber (beserta namanya), untuk menarik minat pembaca.

Hal terpenting adalah, selalu awasi tipe judul mana yang paling menarik minat pembaca, untuk Anda bisa terus mengoptimalisasi judul artikel yang mampu meningkatkan jumlah kunjungan ke blog yang dikelola.

Bisa menulis seperti sekarang. sesuatu yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. setiap keberhasilan idak pernah merayakan secara wah, hanya tunduk sujud saja kepada sang khalik atas semua nikmat yang diberikan. Dalam hal ekspektasi menerbitkan buku tentu saja pernah merasakan yang tidak sesuai harapan. cara mengatasinya kembali kepada : bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, kesempurnaan hanyalah milik Dia. cara kita menularkan hobi menulis  yang paling efektif adalah dengan bukti. Tunjukkan bahwa kita bisa berkarya, dan merekapun bisa seperti kita. tidak ada hal yang tidak bisa, dan tidak ada hal yang tidak mungkin.

Kesimpulannya : Menulis merupakan suatu tantangan antara harapan dan kenyataan. Ekspektasi dalam menulis harus terus kita perjuangkan dengan niat, tekad, nekad dan konsisten. Realitas berupa prestasi adalah buah dari perjuangan. Maka berjuanglah menuntaskan karyamu, agar jejak yang ditinggal bermanfaat bagi generasi setelah kita

 

 

 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog